Monday, September 29, 2003

LELAH

kelelahan yang luar biasa bagi jiwa yang lapar dahaga
berusaha tetap jernih dalam pengembaraan
yang selalu diiringi nafsu
melalui godaan yang menggeliat
dan tersandung-sandung pada batu penunjuk jalan

wahai kerikil tajam ujian
tolong sampaikan aku kepada Nya
KINI

aku kini sudah belajar untuk hidup dalam kesedihan
aku kini sudah biasa untuk bangkit dari kegagalan
aku kini sudah terlatih untuk bernafas dalam kekecewaan

ini sungguh suatu anugerah
untuk dapat terus melangkah
untuk dapat mengabaikan beban yang terus memberat

Alhamdulillah

Saturday, September 20, 2003

RINDU

apakah aku harus tahan getarannya?
deburan rindu padamu yang merambati pembuluh darahku?
setiap guratan wajahmu yang membayang di kornea mataku?
bagaimana aku harus melupakanmu?
sedang hitam kejora matamu bertahta di setiap lembaran buku harianku?

detak jantungku telah dicemari gelak tawamu
senyummu ada di setiap detik jarum jam dan halus kulitmu teraba di setiap sudut ruang tidurku...

rindukah ini?

kau telah memberikan rasa sakit pada cintaku ini?
kenapa tak kau biarkan aku lepas dari senyum dan ceriamu yang mengikatku?
derita ini penuh bahagia untukku, kapankah kau hentikan?
DUKA

temanku pernah berkata " dalam cinta itu ada keinginan untuk memiliki"
aku hanya tahu cinta yang bahagia bila sang kekasih bahagia
maka tak pernah kueratkan genggamanku
kubiarkan mereka senantiasa tersenyum bahkan bila harus pergi dariku

tapi mungkin kini aku punya sesuatu
cintaku kini punya keinginan,
hasrat untuk memiliki
tapi temanku lalu berkata " itu cuma nafsu"
mereka terus mencecarku dalam kebingungan

lalu aku terjungkal dalam kesedihan yang akau ciptakan sendiri
saat aku tahu kau bukan untukku

written: Oct 1994
KAMPUSKU

kampusku adalah jalanan
dimana tiada aturan
dan satu-satunya mata kuliah adalah bertahan hidup

ruang kuliahku ada di mesjid-mesjid tua dengan atap rumbia
dan dinding kelabu berdebu
dengan dosen yang tinggi ilmunya
lebih dari semua rektormu

kampusku bukan kampusmu yang penuh aturan, pengekangan kreativitas
dan penindasan kehendak...
kampusku penuh kejutan
dan batasnya adalah imajinasi....

ilmuku lain dengan ilmumu, yang tujuannya kaya sampai ke anak cucu
kampusku di jalanan ilmunya bukan mimpi atau halusinasi

kalau kau ingin tahu ilmu sejati
kebahagiaan dunia akhirat
datang ke kampusku
masuk ruang kuliahku
yang dosennya lebih hebat dari semua guru besarmu

itulah kampusku,
di jalanan

Friday, September 19, 2003

SEBELUMNYA

sebelumnya aku tak percaya pada cinta pada pandangan pertama
bahkan aku mentertawakan mereka yang membawa duka karena cinta
tiada rasa dalam logikaku yang rasional

tapi hari ini aku menjadi pemuji para pencinta
sejak aku memelihatmu untuk pertama kali
aku jatuh cinta terus menerus setiap ku memandangmu

aku terbenam dalam harapan yang terpenjara rasa malu
setiap aku memandangi kekasihku dalam hati
lidahku tak mampu ucapkan rasaku
dan hanya mampu kuikuti gerakanmu dengan nelangsaku

aku masih terpesona saat debu debu yang terbang oleh sapuan kakimu
lenyap dari pandangan
saat seharusnya aku ciptakan suasana romantis
aku hanya mampu berkurung diri dalam harapanku yang menggapai-gapai kehadiranmu

terlalu jauh engkau dariku
terlalu tinggi engkau dalam pengharapanku
apalah aku ini kembara dunia yang buruk rupa dibanding engkau, dewi jelita
yang bulan pun malu bersinar saat engkau tersenyum
yang mentari pun terbagi sinarnya dalam kerlingmu

kembali kutermenung
saat sembunyi-sembunyi kunikmati keindahanmu
masih ragu aku
takut, malu mengekang hasratku
yang membakarku seperti seurai daun di terik surya

aku kini hanyalah sebangsa kaum penakut
yang bersembunyi dalam kegelapan untuk selalu menikmati warna-warnamu