Sunday, August 22, 2004

WARNA

biru di hatiku belum lagi hilang
kau tambahkan merahnya kemarahan
padahal sejatinya warna darah adalah keberanian

belum lagi di sela-sela kemegahan yang menguning
kutemukan rasa iri tumbuh subur menghijau
padahal sesungguhnya warna rumput adalah kesederhanaan

jingga keceriaan belum mampu tutupi ungunya cemburu
pelangi rasa di hati ini
padahal aku tahu, tak banyak ungu yang pandai berbohong
ah...
kemanakah hilangnya hitam putih kejujuran?

aku rindu pada putih yang suci dan hitam ang kokoh

Friday, August 13, 2004

HILANG LAGI

kucari-cari dimana dia berada tapi tak jua kutemui
ke laut, kucari dia di sela-sela gelombang
mungkinkah bersembunyi di titian karang?
atau melarikan diri bersama ikan-ikan terbang.
aku tak tau, maka kusisiri setiap pasir pantai mencarinya..

kemanakah ia pergi? bersembunyi atau terperangkap dalam sepi?
ke gunung, ku cari dia di setiap batang pinus yang menusuk langit.
ataukah ia hanya menutupi diri dengan dedaunan?
mungkin ia di balik batu-batu yang diam membisu.
aku tak melihatnya, maka kusibak setiap helai rerumputan...

wahai,
berteriaklah agar ku tahu arah menujumu..
tunjukkanlah tanda, bahwa kau inginkan kuteruskan pencarian ini..
dan saat bertemu,
jangan hilang lagi dariku...

aku masih mencari semangatku yang terbang

Thursday, August 12, 2004

PUISI BUNGKUS KACANG

jari-jariku bicara lebih keras daripada mulutku.
rasanya pita suaraku semakin tak berfungsi
mungkin suatu hari nanti kata-kata tak lagi terdengar
hanya dapat dibaca dan tak lagi di mengerti oleh telinga

puisi juga semakin kurang maknanya
tak lagi menggelegar dan berapi-api
rasanya lebih banyak yang hanya menjadi baris-baris tulisan
dan tak lagi bergema dalam bait-bait bacaan

mungkin baru kusadari
puisi-puisiku tak lebih baik dari kertas pembungkus kacang
hanya tertulis tak lagi menggugat
hanya tertera tak lagi bicara
hanya bermakna tanpa bisa dicena
hanya dinikmati tanpa bisa dicerca

bagaimana kalau pencinta puisi amatir bikin malam baca puisi bersama?
hanya untuk mengekspresikan diri, tak perlu pusing soal prestasi.
hanya untuk membuktikan puisi kita juga bisa dibaca,
tanpa perlu yakin soal bagus atau tidaknya.

Wednesday, August 04, 2004

RADITYA



Matahari bukan air yang menurut diwadahi apapun
Matahari bukan angin yang membelok jika bertemu dengan bukit
Matahari bukan tanah yang diam tak bergerak

Matahari memberikan apa yang mampu ia berikan
Matahari berjuang, tidak menyerah dan kalah
Matahari menguapi air agar jadi hujan,
dan tak meminta balasan atasnya
Matahari juga membiarkan tumbuhan meminjam tenaganya,
untuk menghidupi bumi, manusia dan semesta..
untuk menghidupkan hati, jiwa dan rasa

lekaslah besar, matahariku, menangis yang keras janganlah ragu.
Tinjulah congkaknya dunia, buah hatiku, doa kami di nadimu...
(iwan fals, galang rambu anarki)


I WONDER

what you see when you looking at me?
is a man who fall for your charm
or just a boy madly in love with you

what you see when you looking at my eyes?
is it tear that come from missing you.
or just sparkle fired everytime you appear

what do you feel when i touch your hand?
is it a chill down your spine, like mine
or just a soft beat in your heart, like in mine

what do you think of me, each single day me meet?
is it like me, that misses you more in every blink
or just like myself, thinking i die and gone to heaven

Monday, August 02, 2004

RAZIA ROMANTIS

kalau aku jadi kapolri,
daripada membunuhi pencoleng picisan,
daripada menangkapi pencuri ayam,
daripada membiarkan anak buah menjadi preman,
aku akan buat razia untuk menangkapi orang-orang romantis.

bersama orang-orang idealis,
para romantis adalah pengacau potensial.
mereka merusak hati yang tentram dan membawanya pada kebimbangan
mereka merusak tatanan dengan mencinta tanpa harus memiliki
mereka merusak keseimbangan dengan memberi tekanan pada kejujuran

senjata mereka adalah kata-kata
seragam mereka adalah airmata, maka mereka tak patah oleh siksaan

kalau aku jadi tentara,
daripada menembaki demonstran yang merasa benar,
daripada memukuli pedagang yang menolak pindah,
daripada menindas bangsa sendiri,
aku akan buat operasi besar menangkapi orang-orang romantis

bersama para pemimpi
mereka bisa mempengaruhi sebuah bangsa
hanya dengan sepatah puisi atau sebentuk nada
hanya dengan sebutir pengakuan atau selaksa pujian
hanya dengan perenungan yang terkadang tanpa sebab

batasan mereka adalah kreatifitas
balasan mereka hanya kepuasan, maka mereka tak mempan disuapi harta

kalau aku presiden,
aku akan lestarikan para romantis
agar mereka tak punah ditelan gelombang ketidakpedulian

Salam buat halaman rawa ochan

Sunday, August 01, 2004

SASTRASUKMA

jauh panggang dari api
tak jua masak si ketan hitam
jauh mencari pelipur sepi
tak menduga hati tertikam

sauh berlaga mencari kait
didapat hanya si kayu hanyut
takut kerana pengalaman nan pahit
relakan sehingga cita tidak bertaut

ahh ...
berpantun bak sasterawan
bersajak ikutkan pujangga
bertindak bagai alim ulama
bertutur bak cendekia
toh tetap kau ..
ragu-ragu bertindak
gemetar bak perawan
bersemu dadu bak pemalu
saat bertemu cinta


kata-kata terkadang tak mampu jadi jembatan
antara hati dan perbuatan
padahal terkadang kita mengharapkan kata-kata yang sama
menjadi jalan menuju pengertian kesejatian