Tuesday, October 26, 2004

AKU AKAN PULANG

Aku akan pulang
Membawa kelelahan yang bergetah
Meleleh menetes netes disela pori-poriku

Kemana aku harus mencari kesejatian
Kalau dunia ini kurasakan hanya menjadi beban
Yang harus kuseret sepanjang pencarianku

Kemana aku harus menjajaki ketenangan
Kalau bisingnya kehidupan menyumpal telingaku
Menjauhkan aku dari petunjuk jalan yang dibacakan lirih-lirih
aku tersesat antara pengetahuan akan keinginan dan kebutuhanku

Jarak yang harus kutempuh untuk mencapai tujuanku
Ternyata tak mampu kujalani
Kakiku terluka
Berdarah-darah…
Telapaknya teriris kerikil duka dan terbakar luapan nafsu
Perihnya ditambahi oleh penyesalan yang timbul tenggelam

Aku lelah dan ingin pulang
Terserah, kalau menurutmu aku menyerah
Terserah, kalau menurutmu aku pengecut

Aku akan pulang
Dengan penuh harapan..
Mungkin di sana aku temukan apa yang kucari
Mungkin di titik awal perjalanan ada akhir pencarian

aku masih ingat, kekecewaan yang timbul dari harapan yang berlebihan.
padahal harapan seharusnya jadi penguat langkah dan bukan tujuan...

Thursday, October 14, 2004

AKU BELUM LUPA

aku masih belum terbiasa tidak memanggilmu dengan nama
rasanya berat dan tidak nyaman.
biasanya memanggilmu adalah kenikmatan bagiku
melafalkan namamu,
merasakan getaran huruf demi hurufnya di lidahku.

aku mungkin tak pernah terbiasa memanggilmu dengan panggilan itu.
rasanya formal, resmi dan berjarak.
ada ratusan panggilan lain yang bisa kupikirkan untukmu,
kekasih, sayang atau cinta pasti lebih cocok, menurutku.
tapi kalau boleh memilih,
namamu tetaplah favoritku

aku belum lagi terbiasa melupakan namamu,
seringkali tersebut dalam hatiku, dalam tidurku dan dalam lamunanku
bergema tanpa dapat ku kuasai
tanpa dapat kutangani,
berdegup degup seirama dengan detak jantungku.

atau mungkin memang namamu adalah irama detak jantungku.........

buat teman-teman yang masih patah hati

PUISI PATAH HATI

mendadak aku ingat kamu
ingat pada lembutnya tatapanmu
pada sendunya senyummu
ingat pada merdunya suaramu saat itu

saat itu aku tengah memandangimu, seperti biasa
bibirmu masih merah
rambutmu masih hitam
tapi ada yang berbeda di sinar matamu

katamu kau bosan, dan minta aku melepaskanmu.
bagaimana aku bisa, sedangkan aku tak pernah mengikatmu
katamu lagi kau lelah, berhentilah mengikuti...
kataku ; aku tak mengikutimu. aku terseret pesonamu

sekali lagi kau meminta maaf dan menangis dalam helaan nafas yang sama
helaan nafas yang menghentikan detak jantungku.

katamu kamu harus pergi, dan kita akan berpisah
janjimu, kita tak akan pernah bertemu lagi.
dan janjimu itu kau tepati.

sayangnya kau lupa...
aromamu, senyummu, mesramu, manjamu, kenangannya masih tertinggal
menggangguku dari waktu ke waktu
mengiris-iris kewarasanku

harusnya kau tak meninggalkan kenangan
agar aku tak usah menderita
tertanam dalam belenggu ingatan padamu
agar aku tak usah menunggu
dan bisa meneruskan langkahku...

buat teman-teman yang tengah patah hati

Tuesday, October 12, 2004

TAK BERDAYA

pernahkah kamu merasa begitu tak berdaya?

beberapa hari ini ada ingatan yang terus mengganggu.
pertanyaan-pertanyaan yang dulu-dulu,
kembali menggema di kepalaku.

aku terduduk sendiri di sudut hati, kelelahan.
mencari-cari sesuatu yang tak ku tahu pasti,
tapi ku yakin kubutuhkan.
tetes tetes keringat yang tertumpah seolah mengurasku.
mengeringkan keyakinanku, yang aku butuhkan untuk terus bekerja.

menggali-gali ingatan dan kemampuan,
menginjak-injak kekecewaan agar memadat,
menjejak hidup yang setelah terjadipun masih misteri

aku terduduk kelelahan, di sudut hatiku.
rasanya tempat yang biasanya sangat luas menjadi sempit.
menjeratku, memaksaku,
membuatku terpatri pada kewajiban dan melupakan mimpi-mimpiku.

mungkin aku harus mengubah mimpiku agar mungkin kucapai
tapi mungkin, saat itu namanya bukan lagi mimpi....


masa lalu belum berlalu, masa lalu masih berlangsung sampai sekarang
(robert ludlum)