Sunday, March 27, 2005

KESUMAT

bisakah kamu melepaskan kekalahanmu?
bisakah kamu melupakan kelemahanmu?
bisakah kamu legowo
dan membiarkan orang lain tertawa atasmu?

dendam biar bagaimanapun adalah beban.
melampiaskannya hanya membuat satu lapisan duka tambahan,
yang semakin memberati pundakmu.
maaf adalah jamu pahit yang mampu menghilangkan beban itu.
tapi hanya orang-orang yang cukup dewasa atau cukup berani
yang akan menempuh liku terjal mencapai tujuan..
orang kebanyakan akan melampaui setapak,
yang rumputnya telah ditebas rapi
dan rata diinjak-injak sapi.

jadi cukup beranikah kamu meminta maaf?
cukup beranikah mengakui kesalahan?
cukup beranikah mengakui kekalahan?

---------
kebanyakan penyesalan diawali humor berlebihan,
dan kebanyakan dendam terbangkitkan karena malu, bukan duka.
hey lihat kedalam, kenapa kau dendam..
dukakah buat dirinya, atau sekedar simpati,
atau malah hanya pura-pura?
atau karena malu...
malu pada dirimu sendiri
yang tak cukup bisa menghindar dari duka dan kelemahan

jadi mari kita buang beban yang terus memberat ini..
relakan, supaya kita bisa terus maju
denan langkah ringan...

TERBANGLAH

seurai bunga membawa seekor serangga padaku,
kecil, hijau dan lemah.
aku melihat sesuatu padanya, maka kutangkupkan tanganku,
kuletakkan ia hati-hati dalam kotak kacaku.
hati-hati sekali ...
sehingga tak merusak jari-jarinya yang berharga.

kotak kacaku bukan ekosistem sempurna untuknya.
terbatasi norma kaca yang tebal,
dipenuhi batang kering tak tumbuh.
hanya daun layu yang bisa kuberikan,
dan perlindungan dari burung-burung pemangsa
yang akan menggagalkan tujuan keberadaannya.

tapi mahluk itu terus makan dengan lahap.
seperti spons, ia menyerap apa yang mampu kuberi.
dan memandanginya tumbuh, segera menjadi hiburanku.
melihatnya berkembang..membuatku merasa berharga.
tiba-tiba suatu ketika ia membungkus dirinya dari penglihatanku.
entah malu atau kecewa,
atau dia baru sadar, aku bukan dewa bumi,
yang bisa memberikan semua kebutuhannya.
aku bahkan tak mampu cegah kejenuhan hati tinggal dikotak kaca.

aku tak bisa lagi melihatmu,
dan aku tahu, begitu dia lepas dari kepompong perenungannya itu,
aku harus merelakannya pergi.
sebab kupu-kupu tak tinggal di kotak kaca..
kupu-kupu harus mewarnai dunia, menjadi merah hitamnya kenyataan,
dan melahirkan ratusan lagi serangga hijau

mungkin suatu hari nanti
setangkai kembang akan kembali mengantar mereka padaku,
sekedar meringankan bebanku kehilangan warna-warni sayapmu...