Sunday, October 11, 2009

.

Senyum dan Tawa bukanlah kebahagiaan

Tangisan juga bukan kesedihan

Sebab ekspresi kita dimaknai oleh budaya dan kata-kata

bukan oleh hati...

bukan Hati

OZAWA

beri aku sarapan bunga, katanya
jangan biarkan aromanya terbuang
tetes tetesnya akan terserap di kulitku
aku ingin seharum mawar

beri aku lulur susu, katanya
biarkan melumuri sekujur tubuh mulusku
supaya warnanya melunturi coklat mudaku
mengubahnya menjadi putih sempurna

beri aku lautan pujian, katanya
akan kutundukan dengan senyuman
tak usah ragu untuk memandangiku
sebab aku akan melenggokan tubuhku untukmu

beri aku pandangan memohon, katanya
biar kutebarkan pesonaku padamu
biar kubukakan segenap kancing bajuku
biar kau melihatku, dan bermimpi

ini aku, perempuan yang tak lagi jadi wanita

Aku pelacur, sejak matamu menelanjangiku dan menjelajahi setiap celah tubuhku
Aku mengembara di setiap serabut dikepalamu, yang kau sebut dengan otak
Aku pengemis, sejak kau berikan berbagai sebutan padaku. Sebutan yang merendahkanku

ini aku, perempuan yang selalu menjadi prahara

Aku dewi asmara, yang dirindukan sekaligus disembunyikan
Aku sang penggoda, yang dibenci tapi selalu dipuja
Aku sang imaji, yang dinodai berkali-kali tapi selalu kembali menjadi berhala

ini aku, perempuan yang tak pernah bermahkota kesucian




Indonesiaku

Bukan cuma penuh orang-orang ramah dan budaya yang beragam
Indonesiaku tak ada duanya di dunia

Cuma disini ada eksodus besar dari kota ke desa setahun sekali.
Cuma di Indonesia setiap 6 bulan ada teroris internasional ditembak mati dan dijadikan tontonan bak sinetron.
Cuma di Indonesia, pengungsi kelaparan saat pelantikan wakil rakyat memakai dana puluhan miliar.
Cuma di negaraku ada pemilihan ketua partai yang total dananya hampir melebihi anggaran belanja negara, sementara pengungsi lumpur Lapindo mesti mengemis ganti rugi 20 persen tanah mereka.
Cuma disini ada BAP peradilan yang lebih asik dibaca daripada buku stensilan.

Cuma di negeri ini jurnalis yang jelas-jelas berbohong masih juga dipercaya menjadi presenter di televisi.
Cuma di Tanah air ini pemberantas korupsi dikejar-kejar sementara pelaku korupsi malah bisa rebutan kursi.
Cuma di Indonesia ada ulama yang mengharamkan situs pertemanan internet tapi tidak mau mengharamkan korupsi berjamaah.
Cuma di sini negara dengan penduduk islam terbesar di dunia yang menyambut hangat kedatangan bintang porno.

Hanya di negara ini, mobil super mewah terjual laris manis sementara ada anak-anak mati kelaparan.
Hanya negara ini produsen minyak bumi yang rakyatnya sibuk mengantri minyak tanah.
Hanya di sini, ada tempat yang mengalami banjir setiap tahun terus menerus tak juga dihentikan.
Hanya di negara ini, saat budaya di klaim negara lain diprotes gila-gilaan tapi ketika tenaga kerja diluar negeri di hukum mati malah tak direspon.


Maka,
Datanglah ke Indonesia,
Negaraku yang tak ada duanya di dunia.