Monday, June 07, 2010

Detak Puisi

puisi kembali berdetak-detak dikepalaku,
seperti denyut jantung yang memberi ku tenaga dan kehidupan.
alirannya berdenyar,
sesaat maknanya menyusup di saluran darahku.
Maka berkatalah dia, berulang-ulang seperti mantra;

berpuisilah untukku... untuk hidupmu...

Sejatinya hidup adalah puisi terindah
yang tiap nadanya menyebar wangi
yang tiap rima nya memberi cahaya
dan tiap bunyi didalamnya memicu pengertian kita

dan berteriaklah selagi puisi menguasai kepala
berdetak-detak seperti sebuah jam dinding
mengukur waktu yang tersisa bagi kebebasan hati..

lalu,
pelan-pelan kewarasan kembali menguasai kepalaku.
sekali lagi, kupalingkan diriku pada dunia.
dunia fana yang penuh suara.. entah apa
toh... dalam diriku
di sudut-sudut sepi tempat sang hati bersembunyi
puisiku masih berdetak-detak..
menunggu waktunya kembali


Depok, 7 Juni 2010

0 Comments:

Post a Comment

<< Home