SEJUMPUT MATAHARI
aku tidak minta kau berikan matahari diluar sana
cukup biaskan sinarnya ke kamarku,
biar gelapnya sedikit berkurang
aku masih duduk di belakang meja itu, menantimu
jari-jariku tak berhenti menuliskan namamu,
dan sebuah lagi kata yang muncul dari coretan-coretan tak menentu,
rindu.. rindu.. rindu
jari-jariku mulai terasa kebas
pandangan mataku pun berkunang-kunang
tapi aku terus menantimu di belakang jendela ini.
diluar tetap gulita.
aku yakin, tiba-tiba saja kau bisa ada di sisiku,
menggenggam sejumput sinar matahari di luar dan menerangi kamarku
aku tidak minta kau bawakan matahari
cukup kedatanganmu saat ini, akan tepiskan pekatnya hatiku
aku masih terduduk di belakang jendela
memandang gulita diluar sana
mengharapkan sinar matahari yang kau bawa menerangiku
dan memenuhi rinduku
cukup biaskan sinarnya ke kamarku,
biar gelapnya sedikit berkurang
aku masih duduk di belakang meja itu, menantimu
jari-jariku tak berhenti menuliskan namamu,
dan sebuah lagi kata yang muncul dari coretan-coretan tak menentu,
rindu.. rindu.. rindu
jari-jariku mulai terasa kebas
pandangan mataku pun berkunang-kunang
tapi aku terus menantimu di belakang jendela ini.
diluar tetap gulita.
aku yakin, tiba-tiba saja kau bisa ada di sisiku,
menggenggam sejumput sinar matahari di luar dan menerangi kamarku
aku tidak minta kau bawakan matahari
cukup kedatanganmu saat ini, akan tepiskan pekatnya hatiku
aku masih terduduk di belakang jendela
memandang gulita diluar sana
mengharapkan sinar matahari yang kau bawa menerangiku
dan memenuhi rinduku
0 Comments:
Post a Comment
<< Home