Monday, March 22, 2004

SAAT INI SEDANG MUSIMNYA BERBOHONG

aku mendengar janji-janji di ucapkan dengan mudah
aku mendengar janji-janji di muntahkan bersamaan dengan ludah
dengan mulut berbusa dan mata nyalang oleh nafsu
ratusan orang berebut kursi
seolah-olah tanggung jawab adalah sebuah anugerah

ratusan orang melupakan kesejatian mereka
cendekiawan, rohaniwan, kiai, pendeta, cerdik pandai, guru, ahli hukum
berbaur bersama dengan preman, penjilat, pantat kuda, bekas pejabat
dengan mulut berbusa oleh janji yang akan segera diingkari
mereka berebut jabatan
seolah-olah kewajiban tak punya konsekuensi

berteriak, mencela sahabat sesama pendosa
menjerit, seolah merasakan sakit orang yang ditindasnya

berbohong yang dulu dilarang dalam ceramah-ceramah
kini seolah menjadi platform cara bicara para ustad
pepatah sedikit bicara banyak bekerja; seolah dilupakan
jika diam itu emas; kini bicara menjadi platina
ludah-ludah yang beterbangan
baunya hanya diimbangi busuknya liur mereka
yang berceceran sepanjang altar
melintasi karpet merah dan tangga dari tanah liat
mereka saling berebut, mencakari temannya, melolosi senjata
saling membacok, menyabet, memuntahi rival yang dulu sobatnya

malu aku pada peci-peci mereka
pada kopiah dan surban
pada jenggot dan ketuaan

tapi kini memang jamannya bicara bohong
walau aku malu; tapi akupun terkadang ikut berbohong
demi selembar uang bergambar mantan presiden dan sepotong kaos partai


0 Comments:

Post a Comment

<< Home