Monday, December 15, 2003

KEGELAPAN

aku mengerti kalau manusia banyak yang takut pada malam. pada kesunyian nya, atau kegelapannya. dulu aku juga begitu. setiap kali aku diminta keluar rumah malam-malam, atau sekedar mematikan lampu ruangan, aku merasakan sebuah kepanikkan membuncah dan memaksaku terus menyalakan lampu atau pelita di tanganku.
kegelapan seolah dianggap sebuah kutukan. kemisteriusan yang hanya dikabulkan oleh kejahatan. bahwa kegelapan itu penuh dengan kengerian, penghianatan, monster, mahluk-mahluk jahat dari dasar neraka.. lucu juga, ada yang menggambarkan neraka sebagai tempat gelap dan sengak di dasar lubang ciptaan yang kuasa. padahal jelas-jelas dikatakan bahwa di lubang pembuangan itu ada nyala api yang berkobar-kobar. menurut pendapatku, mungkin neraka malah terang benderang.

tapi aku mengerti kenapa kebanyakan manusia tak suka kegelapan. manusia umumnya benci dan takut pada segala yang tak mereka ketahui, segala yang beda, dan yang tidak mereka pahami. kegelapan memang menyelimuti kesejatian dalam selubung yang tak mampu ditembus cahaya. aku suka pada kegelapan dan ketidak tahuan. malah mungkin bisa dikatakan aku rindu pada kegelapan. kegelapan menurutku memberikan kenyamanan dan kelegaan dari berbagai beban yang tak bisa dilupakan.
kita terlalu banyak menggunakan mata sebagai indra utama kita. warna-warni, gemerlap, pendaran, semuanya dirasakan melalui penglihatan.padahal kita masih punya indra lain yang tak kalah istimewa, yang sayangnya tak termanfaatkan sepenuhnya. bayangkan kalau kita bisa memakai indra kita seluruhnya secara maksimal. pasti kita akan memandang dan merasakan segala sesuatu lebih istimewa, lebih dekat, lebih nyaman, lebih indah. mungkin kita bisa merasakan surga.

mungkin juga surga tak terlalu terang. sehingga kita bisa menggunakan seluruh indra kita secara maksimal. taman tak lagi terlihat indah karena warna dan keteduhannya. setiap batang rumput akan dapat terasakan getarannya, setiap semak, kupu-kupu, ranting dan daun, bergetar dengan frekuensi berbeda-beda yang memberikan kenyamanan bervariasi juga pada kita. desir angin tak lagi hanya sepoi, keharuman bau tanah, rumput, bunga, dan segarnya udara akan memenuhi penciuman kita. elusan angin, belaian kehangatan udara, dan lembutnya kelembaban akan menjadi selimut kenikmatan yang membungkus indra peraba kita. dan kalau itu bisa kau rasakan maksimal, mungkin kenikmatannya memang suatu yang tak pernah terlihat mata, tak pernah terdengar telinga, dan tak mampu dibayangkan oleh pikiran kita yang sangat terbatas penggunaannya.

katanya manusia memang hanya memakai 5 % kemampuan otaknya. sebagian besar dipakai untuk mengendalikan dan merasakan stimulus indranya. kalau kita pakai sedikit lebih banyak mungkin telinga kita bisa seperti kelelawar, yang bisa merasakan suara sebagai getaran. indra rasa kita bisa seperti semut, yang bisa membedakan rasa hanya dengan melewati tempat dekat sumbernya. penciuman kita bisa seperti angsa yang mampu mengendus kesejukan air berkilo-kilometer darinya. dan indra raba kita bisa seperti burung-burung yang mampu merasakan datangnya musim panas dan musim dingin di benua tetangga.

aku akui aku sedikit tergoda pada kenikmatan yang ditawarkan kegelapan. bisa merasakan getaran yang merambat di tulang punggungku setiap kali menarik nafas. bisa menyaksikan cahaya warna-warni yang membungkus manusia, hewan dan tumbuhan hidup sehingga bukan lagi bentuk yang membedakan mereka, tapi kuat lemahnya keyakinan yang memberi tenaga pada pendaran itu.
semuanya kesempatan yang hanya diberikan kegelapan. aku tergoda pada kesempatan yang ditawarkan oleh kegelapan untuk mengembangkan diriku. pada kesenyapannya yang membuatku lebih memperhatikan keindahan detak-detak jam dinding, degup jantungku, bisikan lirih jangkrik yang belum lagi bisa mengerik, dan mempesonanya keheningan.
bagiku kegelapan bukan musuh. aku selalu senang pada kegelapan.

ada yang mengatakan kegelapan dipenuhi mahluk-mahluk seram yang merayapi dunia, mereka mencari mangsa dan penuh dengan kebencian. yah, aku tak bisa menyangkal, tapi paling tidak mereka jujur dengan niat mereka. di dunia terang banyak juga mahluk-mahluk yang tak kalah mengerikan kekejamannya, namun mereka memupuri diri dengan lapisan keindahan yang dapat menipu mata. nafas mereka yang buruk dan penuh nafsu ditutupi dengan gincu warna-warni.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home