MAAF
hitamnya bulir mata yang bagaikan jelaga
serbuk serbuknya menembusi batin yang meretas
tercemar gelapnya jelaga yang basah oleh airmata
kata maaf yang aku sampaikan sebatas suara
penyesalan yang sesungguhnya bagai bibit-bibit beban dihatiku
yang tumbuh, berkecambah,
mengulur batang-batang kesedihan keluar dari selongsongnya
bersama-sama tanganku mengulurkan daun-daun permohonan
menjangkau maafmu
maaf, mungkin merahnya maaf bisa mencederaiku
mencemari saling pengertian yang kita bangun dengan susah payah
batu demi batu, tumpuk demi tumpuk, disusun setinggi hati
untuk melindungi kesadaran kita dari ketersinggungan
yang menyakiti inti hati
maaf, mungkin merahnya membasuh sesalku
mengeringkan luka-luka yang terkoyak dihatimu
dan menyatukan kembali pembuluh-pembuluh cinta
yang telah sempat terkoyak
hitam matamu sehitam rambutmu
tapi telaga didalamnya tetap jernih
dan tak henti mengerti aku
terimakasih untukmu, padamu dan bagimu
Alhamdulillah....
serbuk serbuknya menembusi batin yang meretas
tercemar gelapnya jelaga yang basah oleh airmata
kata maaf yang aku sampaikan sebatas suara
penyesalan yang sesungguhnya bagai bibit-bibit beban dihatiku
yang tumbuh, berkecambah,
mengulur batang-batang kesedihan keluar dari selongsongnya
bersama-sama tanganku mengulurkan daun-daun permohonan
menjangkau maafmu
maaf, mungkin merahnya maaf bisa mencederaiku
mencemari saling pengertian yang kita bangun dengan susah payah
batu demi batu, tumpuk demi tumpuk, disusun setinggi hati
untuk melindungi kesadaran kita dari ketersinggungan
yang menyakiti inti hati
maaf, mungkin merahnya membasuh sesalku
mengeringkan luka-luka yang terkoyak dihatimu
dan menyatukan kembali pembuluh-pembuluh cinta
yang telah sempat terkoyak
hitam matamu sehitam rambutmu
tapi telaga didalamnya tetap jernih
dan tak henti mengerti aku
terimakasih untukmu, padamu dan bagimu
Alhamdulillah....
0 Comments:
Post a Comment
<< Home