Thursday, September 12, 2002

WAJAH MU

Merah hitamnya godaan dunia memutarbalikan aku
Tanpa terasa hatiku terseret ke dua alam semesta
Yang satu akan menghancurkan ku
Dan yang lain akan menelantarkanku

Aku ada di muara kebimbangan
Yang dilimpahi ratusan sungai ketidakberdayaan.
Ketika kucoba untuk merenangi keputusasaanku
Aku tenggelam
Dan hanya punya sedikit waktu untuk ucapkan perpisahan

Seiring terbenamnya tubuhku,
Dalam kegelapan yang hanya berujung hitam
Aku memeluki sebuah harapan untuk kembali menyentuh terangnya hari
Dimana aku masih dapat mendaki dan tersenyum, secara bersamaan

Tapi tak mampu lagi aku menggerakan kakiku
Hanya harapanku yang mengembara
Menembus batas angan dan imajinasi
Naik terus, menembus air pekat yang mengikatku
Terus menyeret hati dan sukmaku untuk terus mencari cahaya sejati

Sampai tubuhku menyentuh dasar Lumpur
Yang kental dan menyerap kesadaranku.
Saat jiwaku menyerah, asaku terus berjuang
Membiarkan kehilangan nafas hanya menjadi ujian yang ringan

Kini
Aku tidak lagi berusaha mencari
Seluruh cahaya yang kuinginkan datang padaku
Mengendap di bawah sadarku
Bintik-bintik sinar itu memenuhi kepalaku
Seluruh cahaya yang kuinginkan datang padaku
Menerangi hari-hariku dengan bayangannya
Yang semakin mirip wajah Mu

i try to become wiser writer