Thursday, May 27, 2004

BACAAN

sebuah suara bening memecah subuh nan hening
di mushala tua tempat aku biasa mengaji di masa belia
seorang ibu membacakan puisi terindah yang pernah kudengar
suaranya melantun tinggi berlekuk merdu
setiap konsonannya menembusi relung penyesalanku

ibu tua itu sedang membaca al quran
kitab sempurna bagi persepsi dan nurani insan ini
walau hanya mengerti sepatah demi sepatah
aku takluk bertekuk lutut

mushala tua itu tak lagi mencorong catnya
hanya satu dua orang yang berjamaah di dalamnya
tapi intonasi puji-pujian yang menggema membuatku terseret kesana

air mata ibu itu menetes
mungkin ia tengah menikmati hidangan rohani yang luar biasa lezat
mungkin ia tengah merasakan nuansa kedamaian, ketenangan, dan kesejatian
yang turut mengalun bersama suaranya
yang juga ikut kurasakan

air mataku menetes
mungkin aku menyesal melupakan mushaf dan mushala tua itu
mungkin aku terharu bahwa mereka masih ingat untuk memanggilku
untuk merengkuh kedamaian
untuk menimba ilmu sejati

ah.. adzan yang dikumandangkan seorang remaja menuntunku
mengajakku meraih keselamatan; mengajakku meraih kejayaan
membangunkanku dari tidurku yang gelisah ditimpa mimpi indah
mengajakku kembali mengalir pada fithrahku;
beribadah pada Nya


aku malu, sudah lama sekali aku tak membuka buku petunjuk jalanku.
sudah lama sekali aku mengesampingkan penunjuk jalanku; yang kepadanya semoga dianugerahkan shalawat, berkah dan keselamatan.
mudah-mudahan aku belum melenceng terlalu jauh...........

Monday, May 24, 2004

KENAPA? (AKU KECEWA)

dadaku terasa sesak.
sesak oleh keinginan di akui
sesak oleh keinginan di terima

kembali aku merasa terombang-ambing oleh ketidakadilan
aku sudah berusaha keras
sekeras yang aku mampu tanpa merubah sejatiku
tapi kenapa, aku tetap ditempatku semula

aku tidak memimpin.
padahal aku ingin dilibatkan mengerjakan pekerjaan yang berarti.
aku hanya sebuah pion kecil yang dapat diganti kapan saja,
tak jua jadi berarti, bahkan tidak masuk hitungan

aku tak tercatat, tak diketahui, tak istimewa, tak signifikan.
hanya menutupi kekosongan; yang saat empunya kembali akan segera terenggut dariku.
hanya menjadi cadangan; yang tak diharapkan ikut serta sebelum semua tenaga inti berhalangan
aku ingin sebuah tempat di dunia ini.
tempat sempurna yang hanya bisa diisi olehku,
tempat sempurna yang membuatku merasa berharga
bukan sekedar setetes air di lautan.

aku ingin dicatat di tangga sejarah,
tapi sekarangpun aku sudah terabaikan, dilupakan.
aku ingin berarti bagi lingkaran terdekatku
tapi sepertinya aku hanya membebani.


got to get the "aku" things out of my head. I still wanna place where i belong, but i got to try and learn to except myself. god, help me...

Sunday, May 16, 2004

PERCAYAKAN PADAKU

percayakan padaku hatimu..

aku sungguh-sungguh saat berkata aku akan menjaganya
sebab dalam kesedihan yang tampak dimatamu, senantiasa
aku melihat cinta yang sangat besar,
tersimpan.

kekasih, biarkan airmata itu mengalir
biarkan ia membawa kesedihanmu
setelah itu tersenyumlah dan percayakan hatimu padaku,
aku sungguh-sungguh berjanji untuk menjaganya

maafkan,
telah kubiarkan kau menangis beberapa waktu
telah kubiarkan duka sempat singgah di hatimu
berulang kali aku mencoba mengertimu supaya dapat menjagamu
tapi berulang kali juga aku gagal

tapi kasih, tetaplah percayakan hatimu padaku

aku berjanji, walau gagal dan gagal lagi
aku takkan berhenti berusaha sepenuh hati untuk mengertimu
dan aku berjanji, bersungguh-sungguh menjaga hatimu, sebisaku



KAMU

kamu yang membuat cerah hariku
dengan senyummu yang seperti kurva sayap bidadari
dengan matamu yang memantulkan pelangi
kamulah yang mencerahkan hariku

kamu yang bisa memberiku semangat
dengan kata-kata sederhana penuh cinta
bukan kebijakan didalamnya yang menyentuhku
tapi caramu mengatakannya

kamu adalah sungai dalam hatiku
mengalir menghanyutkan kekeruhan
dan menyejukkannya dengan aliran perhatianmu
kamu satu-satunya yang mampu menghanyutkanku

kamu yang tahu siapa aku,
kamu tak perlu berpura-pura menyenangiku
hanya agar aku menyukaimu
karena aku; mencintaimu

PERCAYA DIRI

aku baru membaca untaian kata-kata
yang meruntuhkan percaya diriku
si empunya kata-kata
menari imajinasinya dengan lincah
dipandu dengan pemikiran yang dalam
dan diselimuti indahnya kata-kata

tulisan itu kuat, lugas, cepat
sekaligus romantis, lembut dan bersahaja

luar biasa...

percaya diriku patah, tercerai berai.
terserak dilantai perenungan

Friday, May 14, 2004

MANUSIA CAHAYA

sampai saat ini aku belum mengerti
ada apa diantaramu dengan cahaya

terkadang dengan manjamu kau nyalakan cahaya di hatiku
tapi saat cahaya itu telah membakarku
kau padamkan nyalanya dengan kata-katamu

kemana-mana kau membawa cahaya.
seluruh tubuhmu bersinar, dan menyinari sekitarmu
perbawanya membuat orang-orang mendekatimu
hanya untuk merasakan kesejukkan cahayamu, termasuk aku

aku tak habis pikir
ada apa denganmu dan cahaya

gilang gemilang terang yang kau hadirkan,
apalagi setiap kau tersenyum
tapi entah kenapa, kau malah berusaha menyembunyikannya
membiarkannya tertutupi kerut merut kosmetik
seolah kau malu

aku ingin tahu, ingin sekali tahu
ada apa diantaramu dengan cahaya

kenapa cahaya selalu berusaha mengikutimu, menyelimutimu
sementara kau malah berusaha lari darinya
maukah kau beri tahu aku,
ada apa diantara kau dengan cahaya?

although you think you were sparkling,
we are only reflection of the real light


SEJUMPUT MATAHARI

aku tidak minta kau berikan matahari diluar sana
cukup biaskan sinarnya ke kamarku,
biar gelapnya sedikit berkurang

aku masih duduk di belakang meja itu, menantimu
jari-jariku tak berhenti menuliskan namamu,
dan sebuah lagi kata yang muncul dari coretan-coretan tak menentu,
rindu.. rindu.. rindu

jari-jariku mulai terasa kebas
pandangan mataku pun berkunang-kunang
tapi aku terus menantimu di belakang jendela ini.
diluar tetap gulita.
aku yakin, tiba-tiba saja kau bisa ada di sisiku,
menggenggam sejumput sinar matahari di luar dan menerangi kamarku

aku tidak minta kau bawakan matahari
cukup kedatanganmu saat ini, akan tepiskan pekatnya hatiku

aku masih terduduk di belakang jendela
memandang gulita diluar sana
mengharapkan sinar matahari yang kau bawa menerangiku
dan memenuhi rinduku


Tuesday, May 11, 2004

SATU HARI DENGANMU

Satu hari lagi berada dalam kebimbangan
ketakutan akan murninya kasihmu
membuatku menjadi pembohong
agar kau sayang padaku
kurelakan secuil jiwaku mati dengan mengucapkan dusta
kata cinta yang tidak keluar dari dada

satu hari lagi dalam kungkungan rasa khawatir
ketakutan kau akan berpaling
kucoba ikatkan kekang di hatimu dengan janji-janjiku
agar kau setia padaku
kubiarkan kata-kata manis bermadu mengotori lidahku
suara hati yang tak berasal dari hati

satu hari lagi berada dalam rendaman cemburu
ketakutan kau melupakanku
aku memahatkan namaku di segenap auramu seolah kau milikku
agar tak ada orang yang berani mengambilmu
kubiarkan rasa malu yang merembes keluar jatuh menetes diselokan
aku terlalu takut kehilanganmu

padahal mungkin sekali, aku tak pernah memilikimu...

puisi ini harusnya kamu bacain buat kekasihmu, ran...

TAKUT

kelelahan lagi mengejar sesuatu yang bentuknya saja tak kukenali
seperti apa sih tanggung jawab itu?

sudah dua malam aku terpenjara dalam tugas
yang kulakukan terpaksa, karena aku merasa itu memang tugasku
kata orang namanya tanggung jawab
tapi menurutku itu hanya perasaan takut;
takut gagal, takut kena hukuman, takut tak dipercaya lagi
takut..!!

kelelahan aku berusaha memenuhi kewajibanku
kebiasaanku untuk menyelesaikan apa yang kumulai
katanya bernama tanggungjawab.
tapi menurutku itu hanya masalah rasa takut;
takut tak bisa memenuhi janjiku, takut dosa, takut tak disukai lagi oleh Nya
takut..!!

kenapa sih aku mesti ketakutan seperti ini?
tak bisakah aku membantu membawakan api rabi'ah
untuk membakar surga dan neraka,
dan membakar akar penyebab ketakutan
supaya semua tugasku kukerjakan dengan alasan yang benar,
cinta...

Saturday, May 08, 2004

KEKUASAAN

aku mulai merasa mabuk
sepertinya aku mencicipi minuman itu sedikit berlebihan
membuat keinginanku melampaui pertimbanganku
ambisiku melangit, sementara perasaan kasih tenggelam dalam jeratan suwarga fana

aku mulai merasa pusing
seperti saat naik terlalu tinggi, tanpa mengenakan alat keselamatan
tapi rasa mual itu kalah oleh aroma kekuasaan yang melingkupi duniaku

aku tahu aku mabuk
aku tahu aku berlebihan mencicipi minuman kekuasaan itu
tapi kehausan terus melanda
membuatku terus-menerus meminumnya
seperti menenggak lautan


dedicated to all the presidential candidates

CANDU ITU...

gol dahsyat dari jesper gronkjaer. chelsea berjaya hingga awal babak kedua. manchester united nyaris kalah, untung stephen huth dikeluarin; karena kesalahan yang memang perlu. gol nistelroy murni karena blunder cudicini. akhirnya seri... mmh liverpool sama birmingham baru besok.

sepakbola memang bagaikan candu.


dan seperti semua candu, kenikmatannya mampu membuat kita lupa
lupa pada tujuan dan hakikat
lupa pada luka kita dan pelajaran yang didapat dari rasa sakit itu
seperti candu, kenikmatannya membuat kita melayang
jangankan bermain sepakbola
menonton pun dapat membawamu ke jenjang ekstasi adrenalin

sepakbola memang bagaikan candu
dan seperti juga candu, sepakbola itu mahal
menghabiskan uang kita untuk membeli tiket
menghabiskan usia kita untuk menjadi penonton selama minimal 90 menit
tapi memang sulit melepaskan diri dari candu itu


pilihannya antara sepakbola, indonesian idol, serial mistery, bulutangkis thomas uber, atau AFI. buatku candu utama masih sepakbola...

Tuesday, May 04, 2004

LA

LA bahwasanya segalanya tiada yang berharga kecuali Dia Yang Maha Berharga
LA segala ada yang kita rasa sebenarnya semu, bayangan ketiadaan

maka serulah ALIF mu

MELIHAT DUNIA DARI PANDANGAN SEORANG LELAKI

melihat dunia dari sudut pandang seorang laki-laki
ternyata tidak semua hal hitam putih
tidak semua baik bisa dipisahkan dari buruk
tidak semua yang tinggi lebih mulia dari yang rendah

melihat dunia dari kacamata seorang lelaki
aku masih belum apa-apa
belum lagi bijaksana, tidak pula perkasa
bahkan masih jauh dari menjadi seorang manusia

melihat dunia dari mata seorang lelaki
aku hanya mampu bersedekap
menjadi pengamat daripada ikut campur
masih mencari aman, belum punya pendirian

padahal ada cara yang ringkas untuk jadi lelaki
maju berjuang tanpa alas tubuh
berenang di lautan musuh
atau berusaha menaklukan hawa nafsu
tapi aku tidak melalui jalan itu
mungkin karena takut, atau mudah terpengaruh
aku jadi mengikuti jalan memutar

Memandangi dunia yang terus bergerak
aku berdiri di tepiannya, merendam kaki
takut terseret arusnya, tapi terus terpesona gejolaknya
aku merasa belum saatnya bagiku menyeberang

ah...